Lingkungan Hidup

Melestarikan Lingkungan

Melestarikan Lingkungan Hidup

Tahun 2010, tahun di mana kita tidak menjumpai musim kemarau. Pergantian musim yang menurut pakem Oktober-April, April-Oktober kini tak berlaku lagi. Hampir setiap hari, hujan seperti dicurahkan dari langit dan jatuh ke bumi mengalir mencari tempat yang lebih rendah, ke tanah-tanah resapannya mulai hilang dari muka bumi.

Tanah-tanah gembur kini tertutup aspal dan beton. Jalan raya makin banyak, dengan aspal yang makin tebal, halaman rumah tak lagi mempunyai tanaman di atas tanah, karena tanahnya sudah tertutup beton atau paving. Kini bumi makin gersang. Hutan yang ada ditebang, penggundulan hutan makin merajalela. Sementara itu di kota-kota besar, permukaan tanah telah tertutup, sehingga makin berkuranglah tanah-tanah yang bisa ditanami tanaman yang bermanfaat.

Kondisi seperti inilah yang tampak di kota-kota besar, pembangunan kota menimbulkan dampak terhadap pelestarian lingkungan hidup. Saat ini diperlukan lapisan tanah yang subur, sebagai tempat hidup berbagai macam tumbuhan, dari permukaan tanah yang gembur, sebagai tempat resapan air yang akan tersimpan di dalam tanah. Kini lahan-lahan seperti itu makin sempit.

Apakah kondisi itu disadari oleh banyak orang? Mengingat sekolah-sekolah, gedung-gedung perkantoran, dan rumah-rumah tinggal menutup sisa-sisa tanahnya yang tertinggal dengan semen dan paving. Akibatnya, tak ada lagi tempat untuk menanam pohon. Apakah kita menyadari apa arti lingkungan hidup dalam kehidupan manusia di bumi ini?

Lingkungan sebagai Suatu Sistem
Lingkungan sebagai suatu sistem artinya bahwa lingkungan terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Lingkungan terdiri atas unsur biotik (manusia, hewan, dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan lainnya). Allah swt. berfirman: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.” (Q.S. Al-Hijr/15: 19-20)

Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia yang perilakunya menentukan perikehidupan makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.

Untuk memenuhi kehidupannya di bumi, tidak sedikit manusia yang merusak tatanan lingkungan yang diciptakan Allah. Bumi dalam sebentuk tanah yang Allah ciptakan untuk menata kehidupan di bumi, kini mulai ditutupi dengan berbagai bagunan. Permukaan tanah makin lama makin menyempit. Tak terasa hal ini tentu saja menimbulkan permasalahan baru di bumi ini, antara lain sebagai berikut.
1. Tempat untuk menanam pepohonan makin sempit, karena lahan tanah yang makin berkurang, padahal Rasulullah saw. telah mengajarkan kita dalam salah satu hadits yang artinya: “Barang siapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasilnya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan tidaklah seseorang pun mendermakan tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari kiamat.” (H.R. Muslim).
2. Berkurangnya lahan-lahan serapan. Di mana salah satu sistem sirkulasi air di bumi ini adalah hujan yang turun seharusnya terserap ke dalam tanah sebagai air tanah. Air tanah itu tersimpan di bumi kemudian dapat dimanfaatkan lagi oleh manusia. Sisa air hujan akan mengalir ke sungai hingga lautan dan akan terserap lagi oleh sinar matahari ke atas langit dan akan turun sebagai hujan. Sistem sirkulasi atau daur hidrologi ini dirusak oleh manusia dengan makin banyak menutup permukaan tanah yang sangat diperlukan dalam tatanan ekosistem pada lingkungan hidup.
3. Sementara lahan resapan di gunung dan hutan-hutan di mana laju air tertahan oleh tanaman, makin berkurang karena penebangan liar yang merajalela. Area hutan yang diciptakan Allah untuk memberi rezeki banyak makhluk hidup, dirusak oleh keserakahan manusia. Akibatnya, bukan rezeki yang didapat melainkan bencana yang datang.

Agar area resapan air tanah terjaga, hal berikut dapat kita lakukan di sekitar rumah.
1. Usahakan tidak memperluas area penyemenan di halaman-halaman rumah agar dapat menjadi lahan resapan hujan. Tujuannya agar rumah kita menjadi lahan penyangga air, sehingga hujan yang turun akan diserap oleh tanah-tanah di halaman kita. Dengan demikian air tanahnya bisa kita hisap lagi dengan sumur pompa dalam keadaan jernih, dan hal itu dapat mencegah penumpukan air yang mengakibatkan banjir.
2. Jika kita terpaksa menutup tanah di halaman kita dengan semen atau paving, buatlah kantong-kantong serapan air seperti standar serapan air yang baik. Sehingga air bisa masuk dan terserap di bawah rumah kita.
3. Menanami lahan-lahan tanah subur dengan berbagai tanaman yang bermanfaat. Karena fungsi tanaman hijau di rumah kita memberi banyak manfaat untuk kehidupan kita.

Itulah beberapa hal yang perlu kita sadari dalam ikut melestarikan lingkungan hidup, sehingga kita bisa ikut mencegah kerusakan bumi yang makin parah. Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, di rumah kita sendiri, dan kita lakukan sendiri (ibda’ binafsih). Kalau umat berfikir seperti ini bersama-sama maka insya Allah amanah yang diberikan kepada kita dalam melestarikan lingkungan hidup ini dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. (AS)

Leave a comment